Dua bulan lamanya matrikulasi yang dijalani peserta PBSB 2008 di PPPPTK kaliurang. Rangkaian panjang kebersamaan, kehebohan, juga kegilaan itu ditutup dengan serangkaian acara pada tanggal 15 Agustus 2008. Sepenggal kenanganan itu saya tuliskan ketika dengan tidak sengaja saya memutar beberapa rekaman yang saya buat saat acara berlangsung.
Ruang Dekorasi, beberapa jenak selepas isya.
Agung : “Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”
D’zero : “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh”
Agung : “Alhamdulillahirabbil alamin, wassholatu wassalamu ‘ala sayyidul anbiyai’ mursalin wa ’ala aalihi wasohbihi wasallim, amma ba’du. Segala puji bagi Allah swt yang telah menyempatkan kita di ruang ini. Dan juga shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad saw Yang telah membawa kita kepada kehidupan yang benar”
(D’zero bergemuruh)
Agung : “Dan, waktu telah berlalu…”
D’zero : “Cie…”
Agung : “Kita sudah dua bulan mengarungi matrikulasi”
(Di belakang ada yang berisik)
Agung : “Mohon saudara Lutfan diem dulu sebelum saya kirim kembali ke Aceh”
D’zero : “Hahahaha…”
Agung : “Saya disini mewakili kelas IPS, pertama-tama ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah bersama-sama mengarungi matrikulasi ini. Dan juga kami sebagai kelas IPS ingin mengucapkan mohon maaf sebanyak-banyaknya apabila ada kesalahan, kegilaan dan salah lainnya yang berasal dari kami. Apabila subuh-subuh ada suara berisik itu pasti Lutfan. Kita tengah malem ngopi. Kalo mengganggu, mohon maaf”
(D’zero berisik)
Wahib : “Kalo malem yang ngorok Agung”
D’zero : “Hahahaha…”
Agung : “Udah udah, serius. Dan kemarin kelas IPS sudah melakukan perpisahan. Semuanya sudah menyampaikan pesan dan kesan masing-masing. Ada yang kesan pertamanya amazing, wonderful, dan sebagainya. Dan ada satu kata yang bisa merangkum, yaitu fantastic. Kalau kesan saya sendiri pertama kali nyampe ke sini, “Ah, mampus gua. Religius banget kayanya”. Pertama kali begitu. Eh terakhir-terakhir nemunya orang-orang gila yang di belakang itu,” (nunjuk gerombolan santri putra kelas IPS)
D’zero : “Hahahahaha…”
Wahib : “Adib kamu dikatain”
D’zero : “Hahahaha…”
Agung : “Ga usah terlalu panjang. Hidup imadega, Allahu akbar.
Demikian pesan dan kesan dari kelas IPS”
Wahib : “Kenalan dulu, Gung, nama kamu siapa, Gung”
Agung : “Kalo ga tau, ngapain pangil nama tadi?”
Wahib : “Engga, soalnya bertumpuk agung banget”
D’zero : “Hahahaha…”
Agung : “Demikian, Billahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum qarahmatullahi wabarakatuh”
D’zero : “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh”
Setelah acara pidato rampung, agenda dilanjutkan dengan “PENSI” yang cukup aneh tapi seru abis di halaman depan asrama. Berikut potongan musikalisasi puisi yang dipersembahkan kelas IPS :
Agung : “Cepetan mulai. Yelah… lama banget. Kordinir, Fan”
Lutfan : “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”
D’zero : “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh”
Lutfan : “Nama saya Lutfan al Kamil”
D’zero : “Wuuuuu…”
Wahib : “Dan saya Wahib…”
Lutfan : “Satu dua tiga”
Putra IPS : “Waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita. Agar tiada lagi kini tawamu tuk hapuskan semuas sepi di hati. Ada cerita tentang aku dan dia saat kita bersama saat dulu kala. Ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa”
Agung : “Selalu. Malam ini bulan purnama kembali bersinar,”
D’zero : “Ga ada…”
Agung : “bersinar lembut keemasan. Dan langit membentangkan layar perak, pipih. Dan bintang-bintang pun mulai memutar dalam detik dimana kita bernafas, hidup. Dalam menit dimana kita merasa, merenung. Setiap jam dimana kita berbicara, saling mengerti. Setiap hari dimana kita berbagi bersama. Dan bulan-bulan, bulan-bulan yang telah lewat, kita bersama dalam duka dan tangis, harapan dan bahagia, serta tujuan-tujuan kemana pijakan kaki kita selanjutnya. Apapun yang terjadi jangan pernah untuk berpikir semua berakhir disini. Dimanapun kau berada, Sahabatku, ingatlah kau punya jutaan ratusan triliyunan sahabat tempat untuk kau kembali. Dan kapanpun kau merasa kakimu telah lelah untuk melangkah, teruslah berjalan, tempa semua jalan yang ada di hadapanmu. Terabas terjang hancurkan semua rintangan, yakinlah pada akhirnya kau kan sampai di ujung penantian. Percayalah Sahabatku, kami selalu bersamamu, di sisimu.
Yogyakarta 15 agustus 2008”
D’zero : “Ada cerita tentang aku dan dia saat kita bersama saat dulu kala. Ada cerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa”
(direkam tanpa perizinan pihak terkait, dengan sedikit bagian yang terlewatkan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar